Sepuluh (10) Orang Certified Mediator CARE LPPM IPB Siap Berkarya Untuk Membangun Indonesia Damai
Sepuluh (10) Orang Certified Mediator CARE LPPM IPB Siap Berkarya Untuk Membangun Indonesia Damai
CARE LPPM IPB saat ini telah memiliki 10 orang Certified Mediator. Hal tersebut didapat setelah 10 orang peneliti CARE LPPM IPB mengikuti assessment sebagai mediator di Pusat Mediasi Kumuniti Putrajaya-Kuala Lumpur pada tanggal 14 Februari 2017. Pusat Mediasi Komuniti Putrajaya sendiri merupakan pusat mediasi terkemuka di Malaysia yang berada di bawah naungan Jabatan Perpaduan Negara dan Integrasi Nasional/JPNIN, Jabatan Perdana Menteri (Prime Minister’s Department), Kerajaan Malaysia. Kesepuluh orang tersebut sebelumnya telah mengikuti pelatihan mediasi selama 40 jam pelajaran dari Tim Instruktur Pusat Mediasi Komuniti Putrajaya. Sertifikat mediator telah diserahkan secara simbolis kepada 10 mediator CARE LPPM IPB bertempat di Gedung JPNIN di Putrajaya-Kuala Lumpur pada tanggal 15 Februari 2017.
Kesepuluh orang tersebut adalah: Prof. Dr. Sumardjo, MS, Dr. Dahri, Dr. Yeti Lis Purnamadewi, Prof. Dr. Parulian Hutagaol, Ir. Agit Kriswantriyono MSi, Leonard Dharmawan, SP. MSi, Adi Firmansyah, Yulia Puspadewi Wulandari, Drh. Rahmat Hidayat, Msi, MH, dan Drs. Mahendra Kusuma, MM.
Ketua Tim Trainer dan Penguji dari Pusat Mediasi Komuniti Putrajaya, Prof. Siti Naaisyah Hambali, mengatakan bahwa sepuluh orang yang telah mengikuti pelatihan selama 40 jam dan mengikuti ujian tersebut layak sebagai mediator. Lebih lanjut Prof Siti menyampaikan selamat kepada 10 orang tersebut. Lebih lanjut mantan hakim Mahkamah Malaysia ini mengharapkan 10 orang ini bisa mengaplikasikan ilmu dan keterampilan sebagai mediator, terutama dapat berkontribusi untuk membangun Indonesia yang lebih damai, aman dan produktif.
Kepala CARE LPPM IPB, Prof. Dr. Sumardjo, menyampaikan terima kasih kepada Tim Trainer dan Penguji dari Pusat Mediasi Komuniti Putrajaya, yang dipimpin oleh Prof. Siti Naaisyah Hambali. Lebih lanjut Guru Besar FEMA IPB ini menyampaikan rasa bangga karena 10 orang tim CARE yang dibawa ke Putrajaya bisa lulus ujian semuanya dengan hasil yang baik. Sejalan dengan harapaan Prof Siti Naaisyah, Ketua Komisi Penyuluhan Nasional ini juga berharap agar 10 orang mediator ini bisa berkontribusi dalam memediasi konflik untuk Kota Bogor, Jawa Barat dan lebih luas lagi di tingkat nasional dan internasional. Prof. Sumardjo menyampaikan bahwa tantangan penyelesaian konflik di Indonesia sejatinya lebih besar dibandingkan di Malaysia, karena cakupan dan intensitasnya yang lebih besar, juga jumlah mediatornya yang masih terbatas. (AF)