Model Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan Menuju Komunitas Mandiri Nusantara
Model Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan Menuju Komunitas Mandiri Nusantara
Pendekatan humanis dalam mengelola kawasan perbatasan semakin dikedepankan mengantikan pendekatan represif yang selama ini dilakukan. Beragam permasalahan yang dihadapi wilayah perbatasan Indonesia diantaranya adalah permasalahan minimnya infrastruktur, keterisolasian wilayah, penyelundupan, pencurian sumberdaya laut, pergeseran tapal batas, kemiskinan, berpotensi bagi ancaman disintegrasi bangsa.
Wilayah Atambua sebagai salah satu bagian wilayah perbatasan negara kita menyisakan permasalahan terkait dengan eks pengungsi dari Timor-Timur pasca jajak pendapat pada tahun 1999 lalu. Banyak diantara mereka yang belum memiliki penghidupan yang layak, pekerjaan tetap, pengucilan dari warga asli, sehingga kemiskinan kerap melekat dengan status kehidupan mereka.
Buku ini menjadi sebuah pembelajaran bagaimana melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi di kawasan perbatasan Atambua mampu menjadi salah satu bagian dari solusi dalam membangun keberdayaan masyarakat.
Upaya membuka akses sumber daya alam dalam menciptakan penghasilan yang berkelanjutan magi masyarakat dilakukan melalui berbagai pendekatan mulai dari upaya mengenalkan inovasi di bidang pertanian, pemberdayaan kaum perempuan dan remaja, pembangunan areal pemukiman baru, pengembangan kelembagaan hingga upaya publikasi dan menggandeng berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam program. Dalam kurun waktu tiga tahun pendampingan beberapa capaian yang diperoleh antara lain peningkatan keragaman sumber nafkah keluarga yang berkelanjutan, perubahan pola hidup, serta pengembangan kemitraan. Keseluruhannya menjadi lesson learned bagi replikasi kegiatan di kawasan perbatasan lainnya.