CARE

Inovasi Sosial Sekolah Sampah Mandiri “SeSaMa” Solusi Pengelolaan Sampah Mulai dari Rmah Tangga

Inovasi Sosial Sekolah Sampah Mandiri “SeSaMa” Solusi Pengelolaan Sampah Mulai dari Rumah Tangga

Inovasi Sosial Sekolah Sampah Mandiri “SeSaMa” Solusi Pengelolaan Sampah Mulai dari Rumah Tangga

CAREInovasi Sosial Sekolah Sampah Mandiri “SeSaMa” Solusi Pengelolaan Sampah Mulai dari Rmah Tangga IPB University sejak 2020 merintis Sekolah Sampah Mandiri atau “SeSaMa” sebagai inovasi sosial pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan target utama membangun awareness dan partisipasi masyarakat di tingkat rumah tangga sebagai sumber penghasil sampah.

Tim peneliti yang melahirkan SeSaMa adalah Prof. Dr. Sumardjo, M.S (Fakultas Ekologi Manusia), Dr. Agit Kriswantriyono, M.Si (CARE IPB) Prof. Dr. Didik Suharjito, MS (Fakultas Kehutanan dan Lingkungan), Dr. Dahri Tanjung, M.Si (Sekolah Vokasi IPB), serta tim peneliti Pusat Kajian Resolusi Konflik dan Pemberdayaan CARE IPB University.

Prof Sumardjo menyampaikan bahwa kurikulum utama SeSaMa adalah wawasan lingkungan, metode pengelolaan sampah mandiri, teknologi pengolahan sampah alternatif, pengenalan biopori, budidaya maggot, pengembangan kelembagaan & organisasi, dan marketing produk sampah.

SeSaMa mengkolaborasikan kegiatan sosialisasi, pelatihan, studi banding, inisiasi kelompok, pendampingan hingga monitoring evaluasi melalui lomba diakhir program. Program SeSaMa juga membuka peluang kemitraan masyarakat dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan kegiatan hingga pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Hal ini juga dalam rangka menjaga keberlanjutan program.

Prof Sumardjo menjelaskan “SeSaMa diharapkan menjadi solusi pengurangan sampah yang telah menjadi masalah di berbagai wilayah. Adapun keberhasilan pengurangan sampah akan sangat tergantung dari kesadaran masyarakat sebagai sumber penghasil sampah untuk berpartisipasi dalam gerakan pengelolaan sampah. Oleh karena itu membangun awareness dan partisipasi menjadi kunci penting dalam Program SeSaMa”. SeSaMa diharapkan akan terus menyebar ke wilayah lain sehingga semakin banyak masyarakat terlibat.

Dr. Agit Kriswantriyono, M.Si sebagai salah satu inisiator SeSaMa menyampaikan SeSaMa telah berhasil melahirkan kader-kader lingkungan yang diharapkan menjadi technosociopreneur dalam pengelolaan sampah.  Lebih lanjut Dr Agit menjelaskan hasil-hasil lain dari SeSaMa di Kelurahan Kebalen sebagai pilot project, antara lain: (1) Meningkatnya partisipasi  masyarakat di Kelurahan kebalen yang terdiri dari 250 RT 29 RW; (2) Sampah terkelola oleh bank sampah (2020-2023) sebanyak >55,13 ton. (3) Nilai Economic Circular (Pendapatan Bank Sampah) : Rp 124.642.441; (4) Terdapat minimal 8 jenis produk daur ulang (tas plastik, masker, pupuk kompos, POC, mol, ecoenzym, maggot, pot plastik); (5) Terdapat produk olahan pangan hasil kebun masyarakat; (6) Pembentukan dan Penguatan  8 Bank Sampah (dlm proses pembentukan ikatan Bank Sampah Kebalen); (6) Apresiasi/juara lomba kebersihan di Kabupaten Bekasi

Keyword: Pengelolaan Sampah, Sekolah Sampah Mandiri (SeSaMa), Kebalen Bekasi, kader lingkungan

Kategori SDGs: SDGs 12, SDGs 13