Pertamina EP dan CARE LPPM IPB fasilitasi Pokdakan Lele Indramayu Studi Banding ke Kampung Lele Terpadu Tegalrejo Boyolali
Pertamina EP dan CARE LPPM IPB fasilitasi Pokdakan Lele Indramayu Studi Banding ke Kampung Lele Terpadu Tegalrejo Boyolali
PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field bekerjasama dengan CARE LPPM IPB memfasilitasi dan mendampingi Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) Langgeng Karanglayung melaksanakan kegiatan Studi Banding ke Kampung Lele Tegalrejo, Boyolali. Studi banding dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat, 26 -27 Oktober 2017. Kegiatan studi banding diikuti oleh 25 orang yang merupakan anggota Pokdakan Langgeng, Pokdakan Pangeran Jalon, Ketua Kuppas Bestari, Penyuluh Perikanan Kecamatan Sukra, dan perwakilan Pemerintah Desa Karanglayung. Acara Studi Banding terbagi menjadi 3 sesi, pertama penyampaian materi oleh narasumber di dalam ruangan, kunjungan ke lapangan, dan diskusi.
Narasumber pada pelatihan ini adalah Pak Darseno yang merupakan Ketua Pokdakan Karya Mina Utama yang cukup berpengalaman mendampingi kelompok pembudidaya perikanan di Boyolali dan merupakan perintis Kampung Lele Boyolali. Inovasi yang disampaikan oleh Pak Darseno adalah Sitem Perikanan Lele Terpadu. Sistem perikanan lele terpadu yang dimaksud adalah kegiatan perikanan lele dari hulu ke hilir, yaitu mulai dari budidaya cacing sutera (sebagai pakan benih), pembenihan lele, pembesaran lele daging, dan pengolahan lele afkir (oversize). Produk olahan lele dari Kampung lele Boyolali diantaranya, abon lele, kripik kulit dan sirip lele, dan lele krispi (daging). Dalam kegiatan budidaya lele penting bagi petani lele untuk memilih indukan berkualitas dan sangat dianjurkan mengambil indukan dari balai perikanan. Produksi harian (panen lele segar) Kampung lele adalah sebanyak 10 ton dengan wilayah pemasaran utama yaitu Yogyakarta dan kota lainnya seperti Magelang, Klaten, Salatiga, dan Solo. Masa awal merintis kampung lele, Pak Darseno memulai dengan 2 kolam tanah hasil konversi sawahnya pada tahun 1992 beserta 2 orang temannya, saat ini terdapat lebih dari 1.500 kolam lele di Desa Tegalrejo. Keberhasilan kampung lele ini pernah membawa Presiden SBY dan beberapa jajaran menteri datang ke Tegalrejo tahun 2007.
Pada sesi kunjungan lapang, peserta mengunjungi kolam pembenihan, pendederan, pembesaran, pengolahan lele, serta kolam budidaya cacing sutera. Produksi cacing sutera Kampung lele adalah sebanyak 300-500 liter setiap harinya, jumlah ini tidak hanya mencukupi kebutuhan Desa Tegalrejo tetapi juga kebutuhan daerah lain disekitarnya seperti Yogyakarta, Magelang, Klaten, Salatiga, dan Solo. Setelah itu peserta diajak melihat kolam pemebenihan, pendederan, dan pembesaran lele. Pembudidaya lele di Desa Tegalrejo menerapkan sistem budidaya yang efisien, dengan rata-rata kolam berukuran 5×10 m, kepadatan benih yang ditebar adalah 350 ekor/m3 dengan ukuran bibit 7cm. FCR yang diperoleh sebesar 0,8 .
Pada sesi diskusi, pokok bahasan utamanya adalah budidaya cacing sutera. Menurut Pak Darseno langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam kegiatan tersebut adalah menyiapkan lahan dengan media lumpur sangat halus, kemudian lahan dapat dialiri air limbah buangan kolam lele dengan maksud menumbuhkan pakan alami bagi cacing dan menghaluskan tekstur lumpur pada kolam, dan pematang kolam harus selalu dibersihkan dari rumput. Setelah kurang lebih 3 bulan, cacing dapat dipanen setiap harinya.
Peserta sangat antusias mengikuti studi banding, seluruh anggota aktif bertanya saat diskusi. Kelompok mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Pendamping CARE LPPM IPB dan PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field yang telah memfasilitasi kegiatan studi banding. Adi Firmansyah, mewakili Tim CSR Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field dan Tim Pendamping, berharap melalui studi banding ini dapat meningkatkan wawasan, motivasi anggota kelompok, sekaligu berharap ilmu yang didapat dapat diaplikasikan di lokasi masing-masing. (dd/af).