CARE

Pelatihan Teknologi “Rekayasa Got” untuk Budidaya Cacing Sutera

Pelatihan Teknologi “Rekayasa Got” untuk Budidaya Cacing Sutera

pic1CARE LPPM IPB berkerjasama dengan PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field menggelar pelatihan budidaya cacing sutera bagi para pembudidaya ikan lele Karanglayung dan Losarang, Indramayu.  Pelatihan dilaksanakan pada hari Selasa, 14 September 2016 di rumah ketua Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) Langgeng di Desa Karanglayung Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu. Pokdakan Langgeng Karanglayung dan Pokdakan Pangeran Jalon Losarang merupakan kelompok binaan dari CSR PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field dan CARE LPPM IPB. Dalam pelatihan ini CARE LPPM IPB membawa instruktur, Bapak Lukmansyah, yang merupakan praktisi budidaya cacing sutera dan lele di Bogor.  Pelatihan ini menjadi penting karena cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan makanan utama larva lele. Kelompok selama ini sangat sulit untuk mendapatkan cacing sutera, dan harganya pun relatif mahal. Oleh karena itu pelatihan ini menjadi “harapan baru” bagi para pembenih lele karena ke depan setelah teknik ini diterapkan para pembenih tidak akan tergantung lagi kepada cacing sutera dari wilayah lain. Dalam kegiatan ini kelompok juga mendapatkan bantuan kolam pembenihan cacing sutera dari PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. Kolam ini telah menerapkan konsep “Rekayasa Got” yang sesuai untuk budidaya cacing sutera.

Acara pelatihan dimulai pukul 10:00 WIB hingga pukul 15:00 WIB. Acara pelatihan terbagi menjadi 3 sesi, pertama penyampaian materi oleh instruktur, praktik di lapangan, dan diskusi. Menurut Pak Lukman, suhu ideal untuk tumbuh cacing sutera adalah 28 oC yang berarti suhu tersebut sejuk, itulah alasan memakai kolam tembok agar suhu stabil dan kalaupun terjadi perubahan suhu tidak langsung ekstrim. Lebih lanjut, instruktur menyampaikan bahwa media cacing sutera adalah air, pasir yang merupakan tempat meletakan telur, dan pasir, serta bahan organik seperti sampah organik, sayuran/ sisa makanan dapur atau limbah tahu sebagai pakan cacing sutera.

Pada sesi praktik, kelompok melakukan pengisian media pasir setinggi 10 cm, lumpur 10 cm, dan air 5 cm ke kolam. Ketiga media tersebut harus dibiarkan selama satu minggu agar pasir dan lumpur mengendap dan air menjadi bening karena selain suhu yang sejuk, habitat cacing sutera harus bening airnya. Setelah air bening, barulah bibit cacing sutera ditebar dan diberi makanan bahan organik serta sirkulasi air dijalankan 24 jam. Kapasitas bibit cacing untuk kolam Kelompok Langgeng yaitu sekitar 5 liter. Perkembangbiakan cacing sutera dimulai fase telur 7 hari, kemudian dari larva hingga dewasa membutuhkan waktu 14 hari. Selanjutnya pemanenan bisa dilakukan setiap minggu. Hasil panen perminggu minimal 500 ml dan maksimal 700 ml untuk setiap 2,5 m. Untuk kolam ukuran 3×7 m, diperkirakan minimal akan menghasilkan 5 liter casut per minggu.

Pokdakan Langgeng dan Pangeran Jalon sangat antusias mengikuti pelatihan, seluruh anggota aktif bertanya saat diskusi. Kedua kelompok mengucapkan banyak terima kasih kepada CARE LPPM IPB dan PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field yang telah memfasilitasi kegiatan pelatihan. Kelompok berharap ilmu yang didapat bermanfaat dan usaha budidaya cacing sutera meraih hasil sesuai yang diharapkan. (wn/af).